Tentang Blog Ini

Blog ini dibuat dengan tujuan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan. Ikuti saya di Facebook

panelarrow

Bersama Belajar Dalam Maslahat Dunia & Akhirat

Tuesday, December 29, 2015

10 Alasan Serta Jawaban Untuk Segera Berhijab


Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri di antara kamu. (Q.S. an-Nisa:59)

Orang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. (H.R. At Thabrani)

Bahwa seorang mukmin dapat mengenali kekurangannya dari mukmin lainnya, sehingga ia laksana cermin bagi dirinya.

Islam juga menganjurkan dan mengajak penganutnya agar sebagian mereka mencintai sebagian yang lain, dimana diantaranya engkau berharap agar saudaramu masuk Surga dan dijauhkan dari api Neraka. Tak sebatas mengharap, namun berupaya keras dan maksimal menyediakan berbagai sarana dari hal-hal yang membahayakan dan merugikannya, di dunia maupun di akhirat kelak.

Allah Subhaanahu wa Taala, dalam Q.S. Al Ahzab : 59 berfirman : 

 

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.

Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. 

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. An Nur : 31)

Dalam perjalanan hidup saya, saya mendapati beberapa alasan yang senantiasa terulang ketika ajakan untuk berhijab dikumandangkan. Oleh karenanya, semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi saudariku sekalian, dan memperteguh mereka yang masih ragu-ragu dalam menunaikan kewajiban utama muslimah ini. Alasan-alasan yang sering saya temui antara lain :

1. Tubuh ini adalah ciptaan Allah, dan keindahannya bukan untuk ditutupi, melainkan diperlihatkan.

Saudariku, begitu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita, baik yang kita tidak sadari hingga yang terlihat di depan mata kita. Cara mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT, yang menciptakan diri kita adalah dengan beribadah menurut tuntunanNya, dan memasrahkan diri sepenuhnya kepada segala ketentuan dan aturanNya. Karena ketidakpatuhan kita akan menjebak kita ke dalam perangkap penolakan/pembangkangan atas Rabb kita.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S Al Baqarah : 216,

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Pernahkah kita bayangkan manakala Allah mencabut nikmat kecantikan yang dititipkan kepada kita? Pernahkah kita sadari bahwa kecantikan itu adalah ujian dari Allah, sejauh mana ia bersyukur atas kecantikannya itu? Pernahkan kita renungi manakala Allah meminta pertanggungjawaban dari nikmat kecantikan yang telah dianugerahkanNya, sementara kita menggunakannya tidak berlandaskan syariat Allah?

Dan jika engkau menjawab, Kecantikah itu untuk diperlihatkan, bukan untuk ditutupi, maka kembali kita perlu bertanya :

Relakah engkau kecantikanmu dinikmati oleh orang yang dekat dan yang jauh darimu?

Relakah engkau menjadi objek yang dilihat, bagi semua orang, yang jahat maupun yang terhormat?

Bagaimana engkau bisa menyelamatkan dirimu dari mata para pria?

Maukah kamu jika dirimu dihargai serendah itu, sementara engkau bisa menjadi seorang wanita yang mulia di mata Allah SWT?

2. Aku takut dijauhi teman-teman, dikeluarkan dari kerjaan (kehilangan mata pencaharian), dan mendapat posisi yang rendah.

Saudariku, rizki ada di tangan Allah. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah diberikan kadar rizkinya, tinggal apakah kita mau menjemputnya ataukah tidak.

Telah banyak terjadi di sekitar kita cerita-cerita nyata kegigihan mereka pada prinsipnya, yang seharusnya semakin memperkuat keyakinan kita semua, bahwa rizki bukan ditangan manajemen kantor, namun berada di tangan Allah. Kekayaan yang kita miliki hari ini, kemuliaan di hadapan manusia yang kita rasakan dapat dengan hilang dengan amat segera, manakala Allah mencabutnya.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Ali Imran : 26,

Katakanlah: Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dan ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya yang berusaha bertaqwa dan istiqomah berpegang teguh memperjuangkan prinsip keislamannya. Ingatlah firman Allah SWT dalam Q.S. Ali Imran : 195

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.

Dalam ayat lain, Allah melanjutkan,

Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan. (Q.S. Al Araaf : 170)

Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. Hud : 115)

Adapun ketakutan dijauhi teman-teman, adalah ketakutan yang seharusnya tidak terjadi. Karena seorang mukmin seharusnya menjadi tenang dan tentram dengan Allah bersamanya. Tidak ada lagi yang dia dambakan kecuali kedekatan dan kecintaan Allah padanya.

3. Saya senantiasa menjaga amalan ibadah saya yang lain kok, kecuali hijab, saya belum mampu untuk memakainya.

Saudariku, kalau memang Anda sudah melakukan amalan-amalan terpuji, yang berpangkal dari iman, dan kepatuhan pada perintah Allah, serta takut siksaanNya jika meninggalkan kewajiban itu, mengapa Anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman kepada sebagian yang lain, padahal sumber perintah itu hanya satu?

Sebagaimana shalat yang selalu Anda jaga adalah sebuah kewajiban, maka hijab pun demikian. Kewajiban mengenakan hijab tidak diragukan dalam Al Quran dan As Sunnah.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Al Baqarah:85 ketika mencerca Bani Israil :

Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tidaklah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian melainkan kehinaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang amat pedih. Allah tidak lengah atas apa yang kamu perbuat.

Padahal ............... digambarkan oleh Rasulullah SAW,

Sesungguhnya penghuni Neraka yang paling ringan adzabnya pada hari Kiamat adalah orang yang diletakkan kedua telapak kakinya dua bara api, dari dua bara api ini otaknya mendidih, sebagaimana periuk yang mendidih dalam bejana besar yang dipanggang dalam kobaran api. (H.R. Bukhari)

Jika seperti itu adzab yang paling ringan di hari Kiamat, maka bagaimana adzab bagi orang yang diancam Allah dengan adzab yang pedih, sebagaimana disebutkan dalam ayat diatas, yang beriman kepada sebagian, dan meninggalkan sebagian yang lain?

4. Saya belum siap berperilaku dan berakhlak sebagaimana muslimah yang berjilbab. Yang berjilbab saja perilakunya tidak sesuai dengan jilbabnya.

Saudariku, kewajiban harus diutamakan diatas segalanya.

Berfirman Allah SWT, dalam kumpulan kalam Ilahinya, Q.S. Al Baqarah : 208,

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.

Tunaikanlah kewajibanmu dahulu kepada Penciptamu, dan kemudian secara perlahan memperbaiki segala akhlak buruk yang masih sulit engkau tinggalkan. Apakah engkau tidak sadar, dengan semakin lamanya engkau tunda berhijab, maka sedemikian menumpuklah dosa besar yang terus menggunung, yang harus dibalas dengan siksaan Allah, kuatkah engkau menjalaninya? Dosa yang terus mengalir dari hari ke hari, semakin memperberat timbangan dosa kita. Segeralah kita menuju jalan Allah.

Sementara bagi mereka yang telah berhijab, namun perilakunya tidak sesuai dengan hijabnya, maka berprasangka baiklah, bahwa minimal ia telah menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah, dalam hal menutup auratnya, sedangkan engkau masih enggan menjalaninya. Adapun sifat kurang baiknya adalah tugas kita bersama untuk memperbaikinya, dengan nasihat-nasihat yang baik, dan ikhlas, karena boleh jadi ia belum mengetahui ilmunya, sementara ia baru mendapatkan ilmu wajibnya berhijab, dan ia segera menunaikannya.

Adapun kesiapan diri, maka sifatnya amatlah abstrak. Tidak ada parameter pasti yang mampu mengukur tingkat kesiapan seseorang, kecuali kalimat Samina wa Athona, sebagai implementasi Laa Ilaaha Illa Allah (Tidak ada yang lebih aku cintai kecuali Allah semata, hidupku hanyalah untuk Allah, Yang Menciptakanku, dan kepadaNya kelak aku akan kembali.

Saudariku, harus bisa kita bedakan antara perintah manusia dan perintah Tuhan. Perintah manusia bisa salah dan benar. Imam Malik r.a. pernah berkata, Setiap orang bisa diterima ucapannya dan juga bisa ditolak, kecuali (perkataan) orang yang ada di dalam kuburan ini (Rasulullah).

Jika perintah itu datang dari Allah di dalam kitabNya, atau melalui NabiNya, maka tidak ada bagi manusia untuk mengatakan saya belum mantap, padahal Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu untuk kebaikan kita, dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan kita.

Padahal Allah menyukai orang-orang yang berkata, Samina wa athona, ghufronaka rabbanaa wa ilaykal mashiir (Q.S. Al Baqarah:285), (Kami dengar dan kami segera taat, ampuni kami ya Allah, kepadaMulah tempat kembali kami), dan padahal Allah membenci orang-orang yang berkata, Samina wa ashoina (Q.S. Al Baqarah:93/Q.S. Annisa:46), (Kami dengar tapi kami tidak menaatinya).

Alangkah hinanya kita ketika kita tidak menuruti keinginan Yang Menciptakan kita. Sementara ucapan Aku belum mantap adalah ucapan yang berbahaya, karena bermakna ia meragukan kebenaran perintah tersebut, dan bermakna ia tidak mencintai Penciptanya, Rabbul Alamin.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Al Ahzab : 36 :

Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak pula bagi wanita mukminah, apabila Allah dan RasulNya telah menerapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

Begitu kerasnya Allah berfirman dalam ayat diatas, apakah kita tidak takut dimasukkan Allah dalam golongan orang-orang yang sesat?

5. Saya belum dapat hidayah. Doakanlah aku agar segera mendapat hidayah.

Saudariku, hidayah tidak datang dengan sendirinya. Hidayah membutuhkan pencaharian. Dan bagaimanakah engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah? Apakah engkau mengetahui sesuatu yang ghaib yang ada dalam kitab yang tersembunyi (Al Lauh Al Mahfuzh), ataukah engkau mendapatkan bisikan dari golongan jin atau manusia?

Telah berfirman Allah SWT dalam Q.S. Muhammad:17,

Dan orang-orang yang meminta petunjuk, Allah (akan) menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.

Ingatlah bahwa dalam hidayah, terdapat campur tangan dan usaha manusia, maka ikutilah petunjuk Allah agar engkau semakin dekat dengan hidayah Allah. Carilah sebab-sebab untuk mendapatkannya.

Berfirman Allah SWT dalam Q.S. Ar Rad:11,

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Fahamilah sunnatullah.

Wahai saudariku, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya akan engkau dapatkan dengan izin Allah. Banyaklah berdoa kepada Allah, pilihlah teman yang shalihah, banyaklah membaca, pelajari dan renungilah Kitab Allah, ikutilah majelis-majelis dzikir dan ceramah-ceramah agama, dengarkanlah kaset-kaset pengajian, dan bacalah buku-buku tentang keimanan. Di sisi lain, hendaklah engkau terlebih dahulu meninggalkan hal-hal yang bisa menjauhkan dirimu dari datangnya hidayah, seperti teman yang tidak baik, bacaan-bacaan yang tidak bermanfaat, tayangan-tayangan televisi yang buruk, dan hal-hal lainnya.


Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Hidayah Merasakan Siksa Ketika Koma


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... 
Kisah ini dikutip dari sebuah catatan facebook, sengaja menulis kembali cerita ini dengan maksud ingin menyebarkan kisah kebesaran Allah yang maha dahsyat ! Mudah-mudahan kita menjadi umat yang diselamatkan Allah .. Aamiin ... 
Selama hampir sembilan tahun menetap di Mekah sambil menguruskan jemaah haji dan umrah, saya telah melalui berbagai pengalaman menarik dan yang pahit. Bagaimana pun, dalam banyaknya peristiwa yang saya alami, ada satu kejadian yang tidak akan pernah saya bisa lupakan. 
Kisah ini terjadi kepada seorang wanita yang berusia di pertengahan 30-an pada saat saya mengurus satu rombongan haji. Setibanya wanita tersebut dan rombongan haji di Lapangan Terbang Jeddah kami sambut dengan sebuah bus. Semuanya terlihat riang sebab ini adalah pertama kalinya mereka melaksanakan haji. Setelah itu saya membawa mereka menaiki bis dan dari situ, kami menuju ke Madinah. 
Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hingga kami sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bus. Turunlah mereka satu persatu sampai tiba pada giliran wanita tersebut.  Tanpa sebab yang jelas tiba-tiba wanita itu jatuh tidak sadarkan diri, yang secara langsung setelah menginjak bumi Madinah. Sebagai orang yang dipertanggungjawabkan mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita tersebut. “Jemaah ini sakit” kata saya pada jemaah-jemaah yang lain. Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas dan semua jemaah terlihat panik atas kejadian ini. “Badan dia panas dan menggigil. Jemaah ini tak sadarkan diri, cepat tolong saya … kita bawa dia ke rumah sakit” kata saya. 
Tanpa membuang waktu, kami mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke rumah sakit Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain diantar ke tempat penginapan masing-masing.  Sampai di rumah sakit Madinah, wanita itu masih belum sadarkan diri. Berbagai usaha dilakukan oleh dokter untuk memulihkannya, namun semuanya gagal. Sementara itu, tugas mengurus jemaah perlu saya teruskan. Saya terpaksa meninggalkan wanita tersebut di rumah sakit. Namun dalam kesibukan menguruskan jemaah, saya menghubungi rumah sakit Madinah untuk mengetahui perkembangan wanita tersebut. Namun, saya diberi kabar bahwa dia masih tidak sadarkan diri. 
Selepas dua hari, wanita itu masih juga tidak sadarkan diri. Saya makin cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi seperti itu. Semua usaha untuk memulihkannya gagal, maka wanita itu dibawa ke rumah sakit Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan perawatan lanjut sebab rumah sakit di Jeddah lebih lengkap kemudahannya dibandingkan rumah sakit Madinah.  Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadwal Haji harus diteruskan. 
Kami berangkat ke Mekah untuk mengerjakan ibadah haji. Selesai haji, saya langsung pergi ke Jeddah.  Malangnya, sampai rumah sakit Abdul Aziz, saya diberitahu oleh dokter bahwa wanita tersebut masih koma. Bagaimanapun, kata dokter, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, saya ambil keputusan untuk menunggunya di rumah sakit. 
Setelah dua hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah saya dan terus memeluk saya dengan erat sambil menangis terisak-isak. Ketika itu saya sangat bingung, Saya bertanya kepada wanita tersebut, “Kenapa kamu menangis?” “Ustazah … saya taubat Ustazah. Saya menyesal, saya takkan berbuat lagi hal-hal yang tidak baik. Saya bertaubat, betul-betul bertaubat.” “Kenapa kamu tiba-tiba ingin bertaubat?” tanya saya masih dalam keadaan bingung. Wanita itu terus menangis terisak-isak tanpa menjawab pertanyaan saya itu. Tidak lama kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil hikmahnya oleh kita semua. Katanya, “Ustazah, saya ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. Tapi saya salah. Saya ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Saya tak pernah mengerjakan ibadah. Saya tidak sholat, tidak puasa, semua amalan ibadah saya dan suami tidak pernah saya kerjakan, rumah saya penuh dengan botol minuman. Dengan suara tersekat-sekat, wanita itu menceritakan,  “Ustazah … Allah itu Maha Besar, Maha Agung, Maha Kaya. Semasa koma , saya telah diazab dengan siksaan yang benar-benar pedih atas segala kesalahan yang telah saya buat selama ini. “Betulkah?” tanya saya terkejut.  “Betul Ustazah. Selama koma itu saya telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yang Allah beri kepada saya. Balasan azab Ustazah, bukan balasan syurga. Saya rasa seperti diazab di neraka. Saya ini seumur hidup tak pernah pakai jilbab. Sebagai balasan, rambut saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tidak bisa saya ceritakan dengan kata-kata. Menjerit-jerit saya minta ampun minta maaf kepada Allah.” “Bukan itu saja, buah dada saya pun diikat dan dijepit dengan penjepit yang dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini … putus, jatuh ke dalam api neraka. Buah dada saya hancur terbakar, panasnya bukan main. Saya menjerit, menangis kesakitan. Saya masukkan tangan ke dalam api itu dan saya ambil buah dada itu kembali .” 
Tanpa mempedulikan pasien lain, suster pun memerhatikannya wanita itu terus bercerita. Menurutnya lagi, setiap hari dia disiksa, tanpa henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi waktu untuk beristirahat atau dilepaskan dari hukuman, sepanjang masa koma itu di laluinya dengan azab yang amat pedih. Dengan suara terbata-bata, dengan berlinangan air mata, wanita itu meneruskan ceritanya, “Hari ke hari saya disiksa. Bila rambut saya ditarik dengan bara api, sakitnya terasa seperti kulit kepala yang ikut terlepas. Panasnya juga menyebabkan otak saya terasa seperti menggelegak. Azab itu pedih … pedih yang amat sangat … tidak bisa saya ungkapkan. Sambil bercerita, wanita itu terus meraung, menangis terisak-isak. 
Terlihat dia betul-betul menyesal atas semua kesalahannya. Saya pun termenung, kaget dan menggigil mendengar ceritanya. Sangat pedih balasan Allah kepada umat-Nya yang ingkar. “Ustazah … buat saya, Islam hanya nama saja, tapi saya minum alkohol, saya main judi dan segala macam dosa besar. Karena saya suka makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sadarkan diri itu saya telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam. Buah yang tak berisi melainkan hanya duri-duri saja, tapi saya sangat ingin memakannya, karena saya benar-benar merasa lapar.
Bila ditelan buah-buah itu, duri-durinya menusuk kerongkongan saya dan bila sampai ke perut terasa menusuk perut saya. Sedangkan jari yang tertusuk jarum pun terasa sakitnya. Setelah buah-buah duri itu habis, saya diberi makan berupa bara-bara api. Pada saat saya masukkan bara api itu ke dalam mulut, seluruh badan saya rasanya seperti terbakar hangus. Panasnya cuma Allah saja yang tahu. Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan kepanasannya. Setelah memakan bara api itu, saya meminta minuman, tapi … saya dihidangkan dengan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya cukup busuk, saya terpaksa meminumnya sebab saya sangat merasa haus. Semua terpaksa saya lalui, tak pernah saya alami sepanjang hidup di dunia ini.” Saya terus mendengar cerita wanita itu dengan tekun. Sangat terasa kebesaran Allah. “Semasa diazab itu, saya merayu memohon kepada Allah supaya diberikan nyawa sekali lagi, berilah saya peluang untuk hidup sekali lagi. Tak berhenti saya memohon. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya. Saya berjanji tidak akan ingkar atas perintah Allah dan akan jadi umat yg soleh. Saya berjanji kalau saya dihidupkan kembali, saya akan perbaiki segala kekurangan dan kesalahan saya dahulu, saya akan mengaji, akan sholat, akan puasa yang selama ini saya tinggalkan.” 
Saya termenung mendengar cerita wanita itu. Benarlah, Allah itu Maha Agung dan Maha Berkuasa. Kita manusia ini tak akan terlepas dari balasan-Nya. Kalau baik amalan kita maka baiklah balasan yang akan kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah kita di akhirat kelak. Alhamdulillah, wanita itu telah menyaksikan sendiri kebenaran Allah. “Ini bukan mimpi ustazah. Kalau mimpi azabnya tidak akan terasa sampai sepedih ini. Saya bertaubat Ustazah, saya tak akan ulangi lagi kesalahan saya. Saya bertaubat … saya taubat Nasuha,” katanya sambil menangis-nangis. Sejak itu wanita tersebut benar-benar berubah. Bila saya membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling khusyuk. Amal ibadahnya tak pernah berhenti. Contohnya, kalau wanita itu pergi ke masjid pada waktu maghrib, dia hanya akan balik kehotelnya selepas sholat subuh. “Kenapa melakukan ibadah sampai tidak ingat waktu. kamu juga harus menjaga kesehatan. Pulanglah setelah sholat Isya, makan nasi atau istirahatlah sejenak …” tegur saya. “Tidak apa-apa Ustazah. saya membawa buah kurma. saya memakannya disaat saya merasa lapar.” Menurut wanita itu, sepanjang berada di dalam Masjidil Haram, dia ingin membayar sholat yang ditinggalkannya dahulu. Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya mengampunkan dosanya. Saya kasihan melihatkan keadaan wanita itu, takut karena ibadah dan tekanan perasaan yang keterlaluan dia akan jatuh sakit. Jadi saya menasihatkan supaya tidak beribadah keterlaluan hingga mengabaikan kesehatannya. “Tidak boleh Ustazah. Saya takut … saya sudah merasakan pedihnya azab Tuhan. Ustazah tidak merasa, Ustazah tidak mengetahui rasanya. Kalau Ustaz sudah merasakan azab itu, Ustazah juga akan menjadi seperti saya. Saya betul- betul bertaubat.” Wanita itu juga berpesan kepada saya, katanya, “Ustazah, kalau ada perempuan Islam yang tak pakai jilbab, Ustazah ingatkanlah pada mereka, pakailah jilbab. Cukuplah saya saja yang merasakan siksaan itu, saya tidak mau ada wanita lain yang merasakan hal seperti yang saya sudah rasakan. Semasa diazab, saya melihat larangan-larangan Allah, salah satunya adalah setiap sehelai rambut wanita Islam yang sengaja diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahromnya, maka dia diberikan satu dosa. Kalau ada 10 lelaki yang bukan mahrom melihat sehelai rambut saya ini, maka saya mendapatkan 10 dosa.” “Tapi Ustazah, rambut saya ini banyak jumlahnya, beribu-ribu. Kalau seorang melihat rambut saya, itu berarti beribu-ribu dosa yang saya dapat. Saya berniat, sepulang saya dari haji ini, saya minta tolong dari ustazah supaya mau mengajarkan suami saya sholat, puasa, mengaji, dan mengerjakan semua ibadah. Saya ingin mengajak suami pergi haji. Seperti saya, suami saya itu Islam pada nama saja. Tapi itu semua adalah kesalahan saya. Saya sudah membawa dia masuk Islam, tapi saya tidak membimbing dia. Bukan itu saja, sayalah yang menjadi seperti orang yang bukan Islam.” 
Sejak kembali dari haji itu, saya tidak mendegar cerita tentang wanita tersebut. Bagaimana pun, saya percaya dia sudah menjadi wanita yang benar-benar solehah. Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya diazab semasa koma? Tidak. Saya percaya dia berkata benar. Jika dia berbohong, kenapa dia berubah dan bertaubat Nasuha?  Satu lagi, cobalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang digambarkan oleh Allah dan Nabi dalam Al-Quran dan hadish. Adakah ia berbohong ? Benar, apa yang terjadi itu memang kita tidak dapat membuktikannya secara saintifik, tapi bukankah soal dosa dan pahala, syurga dan neraka itu perkara ghaib? Janganlah bila kita sudah meninggal dunia, bila kita sudah diazab barulah kita mau percaya bahwa “Oh … memang betul apa yang Allah dan Rasul katakan. Aku menyesal …” Itu sudah terlambat. 
Wallahua’lam bish Shawwab .... ... 
Raihlah 5 peluang sebelum datang 5 rintangan, 
Kaya sebelum miskin, 
Senang sebelum susah, 
Sehat sebelum sakit, 
Muda sebelum tua dan 
waktu Hidup sebelum mati ... ... 
Semoga kisah ini membawa kita menjadi umat yang lebih mengerti bahwa dunia bukanlah tempat terakhir, masih ada akhirat, masih ada alam lain yang sudah menanti kita sebagai mana dituliskan dalam Al Qur’an. Semoga kita menjadi umat yang senantiasa beribadah kepada Allah. .. 
Aamiin ... 
Barakallahufikum .... ... 
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

sumber & thanks to :
m.facebook.com/Gadis-Berjilbab-271697282930110/
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Cerita Seorang Wanita Yang Mendaptakan Hidayah, dan Menceritakan Pengalamannya




Hidayah itu Datang Kepadaku di Malam Minggu
Sore itu, seperti biasa aku menjalankan tugasku sebagai satu-satunya seorang gadis di rumah, yaitu menyiram bunga dan menyapu halaman. Aku memang menyukai tanaman bunga dan sangat menekankan hidup bersih, sehingga tanpa rasa bosan hampir setiap sore kujalani kegiatanku itu.
Sedang asyik-asyiknya aku menyiram bunga, tiba-tiba terdengar suara...
“ Aida...rajin amat lu, jalan-jalan yuks sambil ngabuburit…?? ” Kulihat teman lamaku, Meli dan seorang cowok yang tidak lain adalah pacarnya dengan kendaraan sepeda motor menyapaku.
” Owh Mel, iya neh seperti biasa...mau kemana sore-sore gini? Jawabku sambil sedikit memainkan selang air, menunjukkan kegiatanku.
” Mau ngabuburit Ai, ikut nggak? ”
” lanjut aja dech, liat sendiri kan...aku lagi maenan air neh, hehehe ”
” Oke, tinggal dulu yah...jangan diminum tuh air. xixixi ” Meli pamit sambil tertawa kecil, sementara si Deni meng-anggukan kepalanya sebagai isyarat kalo dia juga izin pergi.
” Siipp, ati –ati di jalan ya..”
Percakapan kami terhenti sampai disitu. Tidak berapa lama mereka menghilang dari penglihatanku.
Melihat mereka berdua ( Meli dan Deni) mengingatkanku beberapa waktu yang lalu, saat-saat aku masih menggeluti dan menikmati indahnya pacaran. Sebelum akhirnya aku sadar, bahwa indahnya pacaran yang aku rasakan itu ternyata hanyalah JEBAKAN SYETAN yang terkutuk, yang senantiasa mengajak manusia dijadikan temannya di Neraka nanti. Na’udzubillah....
Ternyata dulu aku telah membuat para Iblis itu menari-nari dan berpesta pora karena langkah yang sangat kunikmati, Pacaran. Yang aku tahu hanyalah indahnya jalan-jalan bersama seorang cowo’ sambil pegangan tangan. Status jomblo tak boleh lebih dari dua bulan ’hinggap’ dipunggungku, artinya aku harus punya pacar lagi setelah dua bulan menjomblo. Siapa yang bakalan manjain aku, siapa yang akan kirim SMS ” Sayang, udah makan belom? ”. Teman-teman yang punya pacar dengan mesranya jalan-jalan, sambil berpelukan diatas sepeda motor, masa’ iya aku harus menjomblo? Ih, nggak banget lah!. Kataku dalam hati. Saat itu, status jomblo bikin hidup nggak nyaman banget pokoknya. Hidup bener-bener terasa sepi!
Tapi itu dulu.
Malam Minggu beberapa bulan yang lalu, ketika genap usia ’kesendirianku’ dua bulan.
Aku membuka akun fesbukku, kulihat di beranda seseorang membuat status ” Dosa itu mungkin manis rasanya”. Status yang ditulisnya menurutku bagus. Penasaran, kulihat profilnya. Ternyata ia sebaya denganku, lahir di tahun 90-an. Barisan panjang tentang Islam kubaca di profil dan catatan-catatan kecilnya. Malam itu, sepertinya ada rasa kagum menghampiri hatiku. Aku smakin penasaran!. Setelah membaca profil, kulanjutkan ’pengintaian’ku dengan membuka album photo miliknya. Ada dua album. Berharap aku bisa melihat wajahnya, karena photo profil yang ia pasang hanya sebuah gambar bertuliskan ”La Tahzan”. Tapi nihil, ia sama sekali tidak meng upload photonya, isi dua album itu cuma tentang Islam dan seorang anak kecil yang mungkin itu photo keponakannya.
Singkatnya, Malam itu ke-BeTe-an ku terlupakan karena profilnya, langsung ’tancap gas’, segera kuketik pesan ke inbox-nya, ” Malam..Mba, kok photonya mbak nggak ada ya?, oya mbak, status mbak tu apa artinya? ”, Dan pesan TERKIRIM. Isi pesanku tanpa salam ajaran Islam ( Assalamu’alaikum ).
Tak berapa lama..
” Iya Ukhti, di fesbuk ana memang tidak memajang photo. Sebab ana takut.
Mm, kadang ana liat temen-temen yang bangga banget melakukan dosa, dan mereka bahkan seperti membenci orang yang menyeru kebenaran. Status ana hanya sebuah perumpamaan, ukhti. Itu buat mereka ”
Begitu isi pesan yang ia kirimkan. Dan satu lagi, yang membuatku Ge-eR campur rasa nggak pantas adalah karena dia orang pertama sejagad raya ini yang memanggilku dengan sebutan Ukhti.
Beberapa kali kami saling berkirim pesan, dan di pesan terakhir ia memberikan alamat akun friendster. Menurutnya, ia masih memajang beberapa photo, itupun photo ketika ia menggendong keponakan yang masih bayi. Tak menghapusnya, sebagai tanda pernah eksis di situs pertemanan tersebut ujarnya dalam pesan yang diakhiri emo J.
Segera Mouse ini meng-klik alamat yang dituju, melihat paras seorang ukhti yang mengobati ” Saturday Stress ” ku, Ukhti Neiva. Ia memperkenalkan namanya padaku.
” Subhanallah....engkau begitu cantik ukhti. Sungguh, aku benar-benar tak menyangka kalau ukhti secantik ini. Maafkan aku ukhti…. yang salah menilaimu ”. Lama kupandangai wajah ukhti Neiva di photo itu. Tak sadar, air mata ini menetes membasahi pipi ketika aku teringat isi pesan di inbox-ku.
“ Ukhti Aida, sengaja ana tidak memajang photo. Ana takut kalau photo-photo ana bisa membuat para ikhwan tidak khusyu’ dalam shalatnya karena sebelumnya telah melihat photo-photo ana. Dan ana takut seandainya hal itu benar-benar terjadi, tentulah di Akhirat nanti ana diminta pertanggung jawaban… ”. Demikian isi pesannya, dan sangat besar kesalahanku, karena setelah membaca aku malah berkomentar “ Lebay ” terhadap isi pesannya itu.
“ Ukhti Neiva, maafkan aku…….. Ya Allah…ada hambaMu yang sangat takut terhadapMu, sementara aku disini sedang mengharapkan DOSA. Aku gelisah karna status jomblo masih dipundakku, Padahal saat inilah aku harus benar-benar hanya mencintaiMu. Ya Rabbi, Ampuni aku…. “. Teriakku dalam hati, dan air mata membanjiri seluruh area wajahku.
Aku bangkit dari posisi duduk, segera ke kamar mandi untuk berwudhu kemudian melaksanakan shalat Taubat. Dalam shalat, aku berdoa sebisaku. Memohon ampunan Allah.
Beberapa hari setelah aku mengenal ukhti Neiva, kehidupan mulai terasa indah kurasakan. Aku banyak belajar tentang Islam darinya. Dampaknya, selain melaksanakan Shalat lima waktu, aku juga mengenakan Jilbab.
” Allah mewajibkan wanita muslim untuk berjilbab ” Ujar ukhti Neiva.
Cukup banyak ujian yang kuhadapi pada awal-awal aku berjilbab, tidak sedikit orang yang mengatakan ” Mau jadi ninja ya? ”, atau ” Sok Iman banget seh ”. Kalimat-kalimat itu memang membuat tidak nyaman, tapi tidak menyurutkan niatku untuk tetap berjilbab. Dalam hati aku berkata ” biarlah aku sok iman, daripada kamu sok bejat. Udah bejat, sok-sokan lagi, huft...”. Berusaha menghibur diri.
Tidak berapa lama setelah itu, aku meyakinkan diriku untuk tidak berpacaran lagi. ”Karena berpacaran sama saja dengan mendekati zina” aku sepakat dengan pernyataan itu. Cinta – cinta yang datang dari lelaki kuberanikan untuk menolaknya. Kini aku bahagia dengan status jomblo-ku, karena setiap hari yang ada hanya cinta terhadap Rabb-ku, bukan untuk lawan jenisku.
Diatas sajadah kecil ini, kalimat-kalimat penguat jiwa kutulis dalam hatiku bersama tetes-tetes lembut air mata
- Menjomblo bukanlah menyia-nyiakan masa muda, tapi justru memanfaatkan indahnya cintaku terhadap Rabb-ku lebih awal.
- Terlalu biasa jika usia tua dekat dengan Allah, tapi yang istimewa adalah ketika usia muda sudah ta’at kepadaNya.
” Yaa Allah, terimakasih Engkau telah menunjukkan jalan yang benar untukku melalui ukhti Neiva, jadikanlah kami hamba-hamba yang Istiqamah dalam melaksanakan seruanMu ”.
” Terimakasih ukhti Neiva...”
***********************
"...........Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; Karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)". { QS. Ali ’Imran; 8 }
Sumber & thank to :
Indonesiaindonesia.com




Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Kisah Hidayah Berhijab

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... "Tulisan ini saya persembahkan untuk kalian yang menemui keraguan untuk berhijab."
4 April 2010, pada hari itu saya memutuskan memakai hi jab. Sekitar 2,5 tahun lalu, dan alhamdulillah sampai sekarang saya tetap istiqomah dan tidak ada keraguan di dalamnya untuk semakin mencintai hijab saiya.
Saat ini, kepada kalian semua saya ingin mengungkapkan, "how much I love my hijab". Betapa bangganya saya memakai mahkota ini.
Alasan terbesar saya pada waktu itu memutuskan berhijab yaitu, "aku ingin mengubah hidup dan kehidupanku," dan, "aku ingin merasa berharga dan dihargai".
Tidak ada yang salah pada kehidupanku sebelum memakai hijab. Pada waktu itu, mungkin umurku sekitar 17-18 tahunan, umur di mana seorang anak remaja tengah mencari jati dirinya. Memang benar adanya, aku menemukan suatu pelajaran kehidupan yang sangat luar biasa yang menjadikanku bisa seperti sekarang.
Dulu, betapa bangganya aku pergi dengan celana pendek (hot pants) dan mini dress. Betapa hebatnya aku jika pulang semakin larut malam, dan betapa bisa dibilang "gaulnya" aku mempunyai teman-teman yang rock 'n roll.
Sambil mengetik tulisan baris terakhir ini, aku sambil tersenyum-senyum sendiri mengingat-ingat kebandelan remajaku pada waktu itu. Yang terkadang membuat orang tuaku dag dig dug... hehe..
Semuanya berlalu menjadi kisah lalu.
Untuk yang sering bertanya kepadaku, "waktu itu kamu hijabin hati atau langsung action berhijab, Sa?"
Saya akan menjawab, "aku langsung action memakai, karena berpikiran hijabin hati dulu justru tidak ada. Yang ada dalam pikiranku, aku hanya ingin merasa dihargai dan merubah kehidupanku. Karena jujur saja, pada waktu itu aku sudah merasa risih dengan pandangan lawan jenis terhadapku karena sering memakai pakaian yang kurang bahan."
Untuk yang sering berargumen kepadaku, "aku belum siap Sa pakai hijab. Sholatku saja masih suka bolong-bolong."
Kalian mau dengar ceritaku? Baca dengan hati ya dan jangan lupa tissue-nya.
Long story dimulai ...
Selama 3 hari setelah berhijab, aku sama sekali belum menjalankan sholat 5 waktu (perlu diketahui, sebelum berhijab aku juga masih malas-malasan untuk sholat karena belum sadar sholat itu kewajiban).
Berarti, kalian lebih baik daripada aku. Kalian hanya "bolong-bolong", sedangkan aku "sama sekali". Betapa banyak ya dosaku hehe...
Hari ke-4, hatiku mulai terketuk. Di saat aku bercermin, aku lihat ada selembar kain menutupi kepalaku. Seharusnya, aku pun malu jika kelakuanku "sama saja" sebelum aku menutup auratku.
Oke, perubahan yang harus kulakukan pertama kali adalah "AKU HARUS SHOLAT 5 WAKTU", mau tidak mau harus tidak boleh bolong lagi. Tiga bulan pertama, aku mati-matian belajar sholat 5 waktu dan tidak boleh bolong.
Mau tahu rumus apa yang kugunakan?
Satu kali sholat hanya 5 menit, jika 5x sholat dalam sehari berarti 25 menit. Sedangkan dalam satu hari, kita punya waktu 24 jam. 25 menit dibanding 24 jam tidak ada apa-apanya. Betapa kikirnya kita jika tidak mau ber-"sedekah" 25 menit untuk-Nya.
Got your answer tentang masalah ibadah yang masih bolong-bolong? Jangan bosan membaca dulu ya, aku harap kalian membacanya sampai akhir.
Ternyata semua seperti "setrum" otomatis. Ibadah memang membuat ketagihan. Setelah tiga bulan pertama belajar sholat 5 waktu, aku menemukan keasyikan tersendiri untuk belajar ibadah-ibadah wajib dan sunnah lainnya.
Prosesnya sangat luar biasa, aku hanya bisa berucap, "Subhanallah, sungguh Agung kebesaran-Mu Ya Allah".
Ini mungkin cerita serunya, tapi ada juga yang bertanya kepadaku, "apa rintangan terberatmu saat pertama kali berhijab? Aku masih susah berhijab, lingkungan pergaulanku masih belum mendukung."
Aku jawab ya, tetapi semoga kalian tetap ber-khusnudzon mendengar ceritaku.
"Siapa bilang tidak ada rintangan dalam memutuskan untuk berhijab. Tentunya, pasti ada rintangannya ketika kita memutuskan untuk berjalan di jalan kebaikan.
Rintangan terberatku, pada waktu itu aku pernah di-'judge' tidak pantas memakai hijab oleh beberapa orang yang tidak akan kusebut namanya. Waktu itu batin ikut menangis, entah dosa apa aku ini. Tetapi, sekarang berpikiran itu memang pikulan 'judge' masyarakat, karena aku sendiri yang kadang berpakaian dengan yang mini-mini."
Ada yang kuanggap sebagai rintangan terlucu. Sahabat dekatku sendiri pada waktu itu mencibirku, "Resa.. Resa.. paling kamu ini tahan pakai jilbab cuma seminggu terus lepas lagi!"
Hehe... mungkin kalau sahabatku membaca ini dan melihatku sekarang hanya cengar-cengir. Dan di penghujung ceritaku, alasan paling kuatku untuk tetap mempertahankan mahkota hijabku sampai sekarang... aku pernah bersimpuh maaf di telapak kaki ibuku dan beliau berkata, "Kamu itu 'manequin'-nya Ibu, berpakaianlah yang pantas, maka Ibu akan membanggakanmu". Kata-kata ini luar biasa dan akan selalu terkenang sampai kapan pun.
Untuk Bapak dan Ibuku, terima kasih untuk segalanya yang tidak dapat kusebutkan. Semoga setiap karya sederhanaku akan jadi pemberat timbangan kebaikan kalian di akhirat nanti.. Aamiin. Untuk para sahabat dan teman-temanku, terima kasih untuk pelajaran kehidupannya.
Dan sekarang ...
Untuk yang masih menemui keraguan dalam berhijab: ...
1. Untuk yang masih ragu karena malu akan masa lalunya, Allah tidak pernah tidur, setiap orang punya kisah masa lalu dan harus berlalu, kalian berhak jadi apa pun untuk masa depan kalian;
2. Untuk yang masih ragu ingin berhijab hati dulu sebelum menutup aurat, dengan hijab menutup aurat, insyaAllah hati kalian akan terhijabi secara otomatis;
3. Untuk yang sudah istiqomah berhijab, mari menginsipirasi Muslimah lainnya untuk menjadi "perhiasan" yang sesungguhnya.
Quote: ..
"Jika kamu menginginkan perubahan diri, tetapi lingkungan tidak mendukungmu, maka tinggalkan (untuk sementara) dan kembalilah setelah siap kembali dengan metamorfosismu."
Semoga tulisan saya ini menginspirasi bagi siapa pun yang membacanya, karena sesuai hadist riwayat, "Sebaik-baiknya Muslim adalah yang memberi manfaat untuk Muslim lainnya".

Semoga bermanfaat..
Sumber & thanks to :
mencarinasehatkehidupan.blogspot.com


Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Saturday, December 26, 2015

Bimbingan Tilawatil Qur'an Bersama KH. Muammar ZA mp3

Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Kiat Umum Mengendalikan Nafsu

Kiat Umum Mengendalikan Nafsu

1. Konsultasikan kepada dua “Dewan Pertimbangan Jiwa”, yaitu Agama Islam dan Akal Sehat sebelum melangkah

Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, “Tatkala seorang yang sudah baligh diuji dengan hawa nafsu, tidak seperti binatang (yang tidak diuji dengannya), dan setiap waktu ia menghadapi gejolak hawa nafsu, maka dianugerahkan kepadanya dua penentu keputusan, yaitu agama Islam dan akal sehat. Ia pun selalu diperintahkan untuk mengkonsultasikan gejolak hawa nafsu yang dihadapi kepada dua penentu keputusan tersebut dan tunduk kepada keduanya”.

Maksudnya:

Ulama sudah menjelaskan bahwa setiap kali seseorang menghadapi suatu masalah, sebelum mengambil langkah, ia tertuntut untuk muhasabah (intropeksi) diri, agar bisa memutuskan langkah yang tepat, yaitu langkah yang diridhai oleh Allah Ta’ala. Untuk bisa memutuskan langkah yang tepat, maka haruslah dikonsultasikan terlebih dahulu kepada penentu keputusan yang asasi, yaitu syari’at Islam, ia harus menimbang keputusan yang akan diambilnya dengan tinjauan syari’at Islam, dan ia gunakan akal sehatnya agar bisa memahami syari’at Islam dengan baik, mengokohkan keimanannya, dan membantunya dalam mempertimbangkan maslahat dan mudharat yang ada.

Jika sebuah alternatif keputusan sesuai dengan syari’at Islam dan  akal sehatnya, maka diambillah keputusan tersebut, namun jika tidak, maka ditinggalkannya. Dan ketahuilah bahwa agama Islam pastilah selaras dengan akal  sehat (yaitu akal yang lurus dan sesuai dengan fitrah), keduanya tidaklah mungkin bertentangan.

Orang yang tidak sudi menghambakan hatinya kepada hawa nafsu adalah orang yang selalu menimbang suatu masalah dengan tinjauan syar’i dan akal sehat, dengan keduanya ia kendalikan hawa nafsunya
2. Anda galau? Jauhilah apa yang paling disukai hawa nafsu Anda!

Sebagian Salafus Shalih berkata,

إذا أشكل عليك أمران لا تدري أيها أشد، فخالف أقربهما من هواك، فإن أقرب ما يكون الخطأ في متابعة الهوى

“Jika Anda bimbang menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, Anda tidak tahu mana yang paling bahaya, maka tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat/disukai hawa nafsumu, karena sikap yang terdekat dengan kesalahan itu ada pada mengikuti hawa nafsu”.

Maksudnya:

Tidak jarang dikarenakan minimnya ilmu syar’i yang dimiliki seseorang dan kelemahan akal sehatnya, maka di dalam memutuskan suatu perkara, ia menemui kesulitan.

Ia bingung ketika menghadapi dua alternatif pilihan keputusan, mana yang harus diambil, padahal, ia harus mengambil keputusan sekarang juga, tidak ada satupun orang ‘alim yang bisa dihubungi ketika itu. Maka sebagian salaf sudah memberikan resep mudah kepada kita, yaitu  tinggalkanlah sesuatu yang paling dekat dengan hawa nafsumu atau paling disukai hawa nafsumu! Dan pilihlah sebuah keputusan yang terjauh dari hawa nafsumu.

Mengapa demikian? Rahasianya terdapat dalam ucapan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berikut ini, “Ketika sikap yang sering terjadi pada orang yang mengikuti hawa nafsu, syahwat dan amarah adalah tidak bisa berhenti sampai pada batas mengambil manfaat saja (darinya), karena itulah (banyak) disebutkan nafsu, syahwat, dan amarah dalam konteks yang tercela, karena dominannya bahaya yang ditimbulkannya (dan) jarang orang yang mampu bersikap tengah-tengah dalam hal itu (mengatur nafsu, syahwat, dan amarahnya- pent)”. Wallahu a’lam.

***

(Diolah dari : Asbabut Takhallaush minal hawa, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah)

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.Or.Id
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Download Ebook Kitab Tauhid

Nama Ebook: KITAB TAUHID
Penulis : Syaikh Muhammad At-Tamimi
Compile: Akhukum Fillah
Format File: chm, ukuran File: 182,2 Kb

Ringkasan:
Kitab ini merupakan salah satu kitab terbaik yang membahas masalah tauhid, yang mana ringkasannya seperti diutarakan oleh penterjemah yaitu:
Dalam bab I, penulis menjelaskan hakekat tauhid dan kedudukannya ; dalam bab 2 & 3 menerangkan tentang keistimewaan tauhid dan pahala yang diperoleh darinya ; dalam bab 4 mengingatkan agar takut terhadap perbuatan yang bertentangan dengan tauhid, serta membatalkannya, yaitu syirik akhbar, atau perbuatan yang mengurangi kesempurnaan tauhid, yaitu syirik ashghor ; dalam bab 5 menjelaskan tentang kewajiban berda’wah kepada tauhid ; dan dalam bab 6 menjelaskan tentang makna tauhid dan syahadat “la Ilaha Illallah”.
Upaya pemurnian tauhid tidak akan tuntas hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan tetapi harus dibarengi dengan penjelasan tentang hal hal yang dapat merusak dan menodai tauhid. Untuk itu, pada bab-bab berikutnya, penulis berusaha menjelaskan berbagai macam bentuk tindakan dan perbuatan yang dapat membatalkan atau mengurangi kesempurnaan tauhid, dan menodai kemurniannya, yaitu apa yang disebut dengan syirik, baik syirik akhbar maupun syirik ashghor, dan hal hal yang tidak termasuk syirik tetapi dilarang oleh Islam, karena menjurus kepada kemusyrikan, disertai pula dengan keterangan tentang latar belakang historis timbulnya syirik.

Download Kitab Tauhid

sumber & thanks to :
ibnumajjah.wordpress.com
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Friday, December 25, 2015

Download Ebook Karya Ibnu Taimiyah



Ibnu Taimiyah
Abul Abbas Taqiyuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani (Bahasa Arab: أبو عباس تقي الدين أحمد بن عبد السلام بن عبد الله ابن تيمية الحراني), atau yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir: 22 Januari 1263/10 Rabiul Awwal 661 H– wafat: 1328/20 Dzulhijjah 728 H), adalah seorang pemikir dan ulama Islam dari Harran, Turki.
Ibnu Taymiyyah berpendapat bahwa tiga generasi awal Islam, yaitu Rasulullah Muhammad SAW dan Sahabat Nabi, kemudian Tabi'inyaitu generasi yang mengenal langsung para Sahabat Nabi, dan Tabi'ut tabi'in yaitu generasi yang mengenal langsung para Tabi'in, adalah contoh yang terbaik untuk kehidupan Islam.

List ebook karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah


sumber & thanks to :
shirotholmustaqim.wordpress.com
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Download Buku Karya Imam Nawawi



Imam Nawawi
Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi (الإمام العلامة أبو زكريا محيي الدين بن شرف النووي الدمشقي), atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi'i. Ia lahir di desa Nawa, dekat kota Damaskus, pada tahun 631 H dan wafat pada tahun 24 Rajab 676 H. Kedua tempat tersebut kemudian menjadi nisbat nama dia, an-Nawawi ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang pemikir muslim di bidang fiqih dan hadits.

Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan tinggal di distrik Rawahibiyah. Di tempat ini dia belajar dan sanggup menghafal kitab at-Tanbih hanya dalam waktu empat setengah bulan. Kemudian dia menghafal kitab al-Muhadzdzabb pada bulan-bulan yang tersisa dari tahun tersebut, dibawah bimbingan Syaikh Kamal Ibnu Ahmad.

Semasa hidupnya dia selalu menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, menulis kitab, menyebarkan ilmu, ibadah, wirid, puasa, dzikir, sabar atas terpaan badai kehidupan. Pakaian dia adalah kain kasar, sementara serban dia berwarna hitam dan berukuran kecil.

List ebook karya Imam Nawawi


Sumber & Thanks to : 
shirotholmustaqim.wordpress.com 
bismillahku.blogspot.co.id
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Tuesday, December 15, 2015

Taubatnya Hasan Al Bashri

TAUBATNYA HASAN AL BASHRI



Taubatnya Hasan Al Bashri

Pada mulanya Hasan Basri adalah pedagang batu permata dan pernah dijuluki Hasan Pedang Mutiara. Hasan mempunyai hubungan dengan Bizantium, relasinya cukup banyak terdiri dari berbagai golongan termasuk para Jendral dan menteri Kaisar.



Pada suatu hari ketika ia pergi ke Bizantium, Hasan mengunjungi perdana menteri dan mereka berbincang-bincang beberapa saat.

"Jika engkau suka kita akan pergi ke suatu tempat". kata si menteri mengajak Hasan.
"Terserah padamu ’’jawab hasan. Kemanapun aku menurut"
Si menteri memerintahkan agar disediakan seekor kuda untuk Hasan. Tak lama kemudian keduanya pergi beriringan menuju padang pasir. Sesampainya di tujuan Hasan melihat sebuah tenda yang terbuat dari brokat Bizantium, diikat dengan tali sutera dan di pancang dengan tiang emas di atas tanah. Hasan berdiri di kejauhan.

Tak berapa lama kemudian munculah sepasukan tentara perkasa dengan perlengkapan perang yang sempurna. Mereka lalu mengelilingi tenda itu, menggumamkan beberapa kata lalu pergi.

Setelah itu muncul para filosof dan cendekiawan berjumlah empat ratus orang. Mereka menghampiri dan mengelilingi tenda itu lalu menggumamkan beberapa patah kata dan berlalu dari tempat itu.

Selanjutnya datang lagi tiga ratus orang-orang tua yang arif bijaksana dan berjanggut putih. Mereka menghampiri dan mengelilingi tenda itu lalu menggumamkan beberapa patah kata dan berlalu dari tempat itu.

Akhirnya datang pula lebih dari dua ratus gadis-gadis perawan nan cantik masing-masing mengusung nampan penuh dengan emas, perak dan batu permata. Mereka mengelilingi tenda itu dan menggumamkan beberapa patah kata kemudian meninggalkannya.

Hasan sangat heran menyaksikan kejadian itu dan bertanya pada dirinya sendiri. Apakah arti dari semua ini ?

Ketika meninggalkan tempat itu Hasan bertanya kepada perdana menteri. Si menteri menjawab bahwa dulu kaisar mempunyai seorang putera tampan, menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan dan tak terkalahkan dalam arena pertempuran. Kaisar dan hampir seluruh kerajaan sangat sayang pada puteranya itu. pada suatu haru tiba-tiba pangeran jatuh sakit. semua tabib paling pandai telah diperintahkan untuk mengobati namun mereka tak mampu untuk menyembuhkannya. akhirnya putera mahkota meninggal dunia dan di kuburkan di daungan tenda tersebut. setiap tahun orang-orang datang dan berziarah ke kuburannya.

Sepasukan tentara yang mula-mula mengelilingi tenda tersebut berkata "Wahai putera mahkota, seandainya malapetaka yang menimpa dirimu ini terjadi di medan pertempuran, kami semua akan mengorbankan jiwa raga kami untuk menyelamatkanmu. tetapi malapetaka yang menimpamu ini dia yang tak sanggup kami perangi dan tak sanggup kami tantang," setelah berucap seperti itu mereka berlalu dari tempat itu.

Kemudian giliran para filosof dan cendekiawan. Mereka berkata " Malapetaka ini datang dari Dia yang tidak dapat kami lawan dengan ilmu pengetahuan, filsafat dan tipu muslihat. karena filosof di muka bumi ini tidak berdaya menghadapinya dan semua cerdik pandai hanya orang dungu dihadapannya. Jika tidak demikian halnya kami akan berusaha degan mengajukan dalih-dalih yang tak dapat dibantah oleh siapapun di alam semesta ini." setelah berucap demikian para filosof dan cendekiawan pergi dari tempat itu.

Kemudian orang-orang tua yang mulai tampil seraya berkata, Wahai putera mahkota, seandainya malapetaka yang menimpa dirimu dapat dicegah oleh campur tangan orang-orang tua, niscaya kami telah mencegahnya dengan do’a-do’a kami, yang rendah hati ini, dan pastilah kami takkan meninggalkanmu seorang diri di tenpat ini. Tetapi malapetaka yang menimpamu datang dari dia yang sedikitpun tak dapat dicegah oleh campur tangan manusia-manusia lemah. setelah berkata seperti itu merekapun berlalu dari tempat itu.

Kemudian gadis-gadis cantik dengan nampan-nampan berisi emas dan batu permata datang menghampiri, mengelilingi tenda itu dan berkata. "Wahai putera kaisar, seandainya malapetaka yang menimpamu ini bisa ditebus dengan kekayaan dan kecantikan, niscaya kami akan merelakan diri dan harata kami yang banyak ini untuk menebusmu. Namun malapetaka ini ditimpakan oleh dia yang tak bisa dipengarugi oleh harta dan kecantikan." setelah berucap seperti itu, merekapun meninggalkan tempat itu.

Terakhir kalinya kaisar dan perdana menterii masuk ke dalam tenda dan berkata. "Wahai biji mata dan pelita ayahanda!, Wahai buah hati ayahanda!. Apakah yang bisa dilakukan ayahanda ini, ayahanda telah mendatangkan sepasukan tentara yang perkasa, para filosof dan cendekiawan, para pawang dan penasihat, dara-dara yang cantik jelita, harta benda dan segala yang dapat ayahanda lakukan.



Tetapi malapetaka ini telah ditimpakan kepadamu oleh Dia yang tak dapat dilawan oleh ayahanda beserta segala aparat, pasukan, filosof dan cendekiawan, orangtua yang arif, harta benda, dan barang-barang berharga. Semoga engkau mendapat kesejahteraan, selamat tinggal sampai tahun yang akan datang. "sesudah mengucapkan kata-kata demikian kaisarpun pergi dari tempat itu.

Kejadian ini sangat menggugah hati Hasan. Ia tidak dapat melawan dorongan hatinya. Dengan segera ia bersiap kembali ke negaranya. Setelah sampai di kota Bashrah ia bersumpah tidak akan tertawa lagi diatas dunia ini sebelum mengetahui bagaimana nasib yang akan dihadapinya nanti. ia melakukan segala macam ibadah dan disiplin diri yang tidak dapat ditandingi oleh siapapun juga pada masa hidupnya.


Semoga bermanfaat..

sumber & special thaks to : pengembaramimpi99.blogspot.co.id
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Tuesday, December 8, 2015

Mereka Berdua Harus Diselamatkan Sebelum Terlambat

 Mereka Berdua Harus Diselamatkan
Sebelum Terlambat

“Semua penumpang nomer penerbangan … dengan tujuan … diharap segera menuju tempat pemberangkatan, bersiap tinggal landas.” Suara itu menggema di setiap sudut bandara. Salah seorang dai kebetulan juga duduk di sana, mengemasi kopernya dan bertekad pergi ke bumi Allah yang luas untuk berdakwah. Mendengar panggilan itu, tiba-tiba hatinya merasa marah. Ia tahu betul mengapa banyak orang pergi ke daerah itu, terutama kaum muda.

Tiba-tiba, Syekh ini melihat dua pemuda yang usianya kira-kira sama atau lebih sedikit. Penampilan keduanya menunjukkan mereka hendak pergi ke daerah itu untuk tujuan bersenang-senang yang diharamkan. “Mereka berdua harus diselamatkan sebelum terlambat,” kata Syekh membatin. Ia bertekad untuk mendatangi dua pemuda itu dan menasihatinya. Setan menghadangnya dan berkata, “Apa urusanmu dengan mereka berdua? Biarkan mereka menempuh jalannya sendiri-sendiri. Mereka tidak akan menghiraukanmu.” Tapi, tekad Syekh sudah bulat. Ia kenal betul dengan tipu daya setan. Karena itu, ia ludahi wajah setan itu, kemudian berlalu.

Di depan pintu keluar, Syekh tersebut menghentikan dua pemuda itu. Setelah mengucapkan salam, ia menasihati mereka. Sebuah nasihat yang berkesan dan bermakna. Ia katakan kepada mereka berdua, ‘Bagaimana jika pesawat mengalami kecelakaan dan kalian dijemput ajal dalam keadaan mengantongi niat seperti ini? Dengan muka macam apa kalian akan menghadap Tuhan di Hari Kiamat?’ Air mata dua pemuda itu bercucuran. Kedua hatinya tersentuh oleh nasihat Syekh tadi.

Mereka kemudian bangkit dan menyobek tiket pesawat seraya berkata, ‘Wahai Syekh, kami telah membohongi keluarga. Kami bilang pada mereka akan pergi ke Makkah. Bagaimana ini? Apa yang harus kukatakan pada mereka?’ Kebetulan saat itu Syekh bersama salah seorang muridnya. Ia katakan padanya, ‘Pergilah kalian bersama saudaramu ini, ia akan memperbaiki keadaan kalian.’ Kedua pemuda itu pergi bersama sahabatnya. Mereka berniat tinggal bersamanya selama satu minggu, kemudian baru kembali ke keluarganya masing-masing.

Malam itu, di rumah pemuda murid Syekh, seorang dai menyampaikan wejangan yang semakin mengobarkan semangat keduanya. Setelah itu, kedua pemuda tersebut bertekad akan berangkat ke Makkah untuk menunaikan umrah. Begitulah, manusia menghendaki sesuatu, tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki yang lain. Di pagi hari, Setelah semua menunaikan shalat Subuh, mereka bertiga berangkat ke Makkah. Setelah berihram dari miqat, di tengah jalan, itulah akhir dari segalanya. Di tengah jalan, itulah penutup segala sesuatu. Dan, di tengah jalan, itulah perpindahan ke negeri akhirat. Kecelakaan tragis menimpa mereka. Ketiganya meregang nyawa sebagai korbannya. Darah suci mereka bercampur kepingan kaca yang berserakan. Sambil menarik papas terakhir, mereka meneriakkan, Labbaik Allahumma labbaik… Labbaik Allahumma labbaik… Labbaik la syarika laka labbaik.

Tahukah engkau, berapa rentang waktu antara kematian mereka dengan disobeknya tiket pesawat menuju daerah yang tidak jelas itu? Hanya beberapa hari, bahkan hanya dalam hitungan jam. Tetapi, Allah berkehendak memberikan hidayah dan keselamatan pada mereka.

Sesungguhnya hanya Allah-lah yang mengetahui hikmah segala sesuatu. Mahasuci Allah! [al-Aiduna Ilallah hal.139] Sumber: Buku ”Kisah Orang-Orang Shaleh Dalam Mendidik Anak, Pustaka al Kautsar

sumber & special thanks to : Aisha Griya Syar'i Page
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Saat Dimandikan, Aroma Kesturi Keluar Dari Hidung Jenazah Wanita

Saat Dimandikan, Aroma Kesturi Keluar
Dari Hidung Jenazah Wanita

Ummu Ahmad ad-Du’aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya “Bagaimana keadaanmu wahai fulanah.?” Ia menjawab, “Baik, alhamdulillah.” Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya. Mereka membawanya ke tempat memandikan mayat.

Ketika kami meletakkan mayatnya di atas kayu pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya ceria dan tersimpul senyuman seakan-akan ia sedang tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan luka. Dan anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad) ketika mereka hendak mengangkatnya untuk menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih yang memenuhi ruangan tersebut menjadi harum kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah bau kasturi. Kami bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku yang merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.

Kemudian aku bertanya kepada bibi si mayit tentang keponakannya, bagaimana keadaannya semasa hidup? Ia menjawab, “Sejak mendekati usia baligh, ia tidak pernah meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah melihat film, sinetron dan musik. Sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah berniat secara sosial membantu memandikan mayat. Tetapi ia terlebih dahulu dimandikan sebelum ia memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya yang banyak berpengaruh terhadap teman-temannya baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal.”

Aku katakan, “Benarlah perkataan syair, Detak jantung seseorang berkata kepadanya, bahwa kehidupan hanya beberapa menit dan detik saja. Camkanlah itu dalam dirimu sebelum engkau mati, Seorang insan mengingat umurnya yang hanya sedetik.” Dan perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’a, “Dan Allah telah menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada.” (Maryam: 31).

Lalu ummu Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi jenazah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Para wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya berwarna putih lalu beberapa saat kemudian berubah menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya Allah-lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak sanggup bertanya kepada keluarganya, agar kami dapat menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu. Kita bermohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.

Wahai saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau jadikan sebagai pelajaran? Apakah engkau akan mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau menjadikan wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai tauladan? Kematian bagaimanakah yang engkau pilih? Kisah ini dicantumkan dalam Majalah al-Yamamah edisi 1557 tanggal 14 Shafar 1320 H.
Diambil dari: Serial Kisah Teladan karya Muhammad bin Shalih al-Qahthan

sumber & special thanks to : RisalahIslam.or.id
Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpageDownload Artikel Versi PDF

Postingan Populer

Postingan Terbaru

Jumlah Pengunjung

Total Pageviews

All Right Reserved. Powered by Blogger.

Copyright © Kamilin | Powered by Blogger